Bagaimana Dampak Bitcoin Terhadap Lingkungan?

Dampak Bitcoin Terhadap Lingkungan

Saat ini banyak kekhawatiran muncul mengenai bitcoin, hal ini tentu saja karena saat ini bitcoin sudah mengalami perubahan dari mainan teknologi menjadi instrument keuangan yang serius. Kekhawatiran ini terus muncul dan mendesak.

Kekhawatiran ini berawal dari munculnya statement dari CEO Tesla Elon Musk yang sempat membuat heboh publik. Ia mengatakan jika perusahaannya tidak akan menerima bitcoin lagi untuk proses pembelian mobilnya.

Hal tersebut tentu bukan tanpa alasan. Elon Musk mengatakan jika akhir-akhir ini penggunaan batu bara dan bahan bakar fosil lainnya untuk menghasilkan bitcoin mengalami peningkatan. Hal inilah yang membuat Elon Musk merasa putus asa.

Semenjak saat itu, harga Bitcoin mengalami penurunan yang cukup drastis, bahkan hingga mencapai 14%. Padahal saat ini mata uang kripto seperti Bitcoin, Ethereum, Dogecoin, dan Crypton menjadi investasi yang cukup popular pada tahun ini hingga mencapai rekor tertinggi.

Namun sayangnya, peningkatan ini ternyata menimbulkan kekhawatiran mengenai jumlah energi yang akan dibutuhkan untuk menambang koin. Menambang yang dimaksud yaitu memproduksi koin melalui teknologi komputasi. Ada 3 klaim yang membuat Bitcoin disebut berdampak buruk bagi lingkungan, diantaranya sebagai berikut.

Memakan Banyak Listrik

Dampak Bitcoin Terhadap Lingkungan

Berdasarkan sebuah informasi, gudang rig penambangan Bitcoin terus beroperasi selama 24 jam dalam sehari. Ini berarti penambangan ini dapat menghabiskan lebih banyak energi di satu negara seperti Argentina. Saat jumlah karbon dan limbah dikhawatirkan akan menambah masalah krisis iklim di dunia, tagihan energi penambangan kripto juga mengalami peningkatan.

Ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai penambangan mata uang kripto dan penggunaan energinya. Pada saat Bitcoin di-sell, semua komputer yang ada di seluruh pelosok negeri akan berlomba untuk mendapatkan 64 digit angka heksadesmal, atau hash.

Hash tersebut akan masuk ke publik, sehingga semua orang dapat mengkonfirmasi transaksi tertentu menggunakan Bitcoin. Komputer yang berhasil menyelesaikan perhitungan lebih dulu akan mendapat hadiah sebesar 6,2 Bitcoin.

Cryptocurrency lainnya menggunakan teknologi penambangan yang mirip, karena seluruhnya berkontribusi pada penggunaan energi. Rig yang digunakan pada penambangan kripto sendiri yaitu komputer yang memiliki banyak kartu grafis.

Rig ini biasanya menggunakan GPU yang kuat dari Nvidia dan AMD untuk dapat menangani perhitungan dan membutuhkan daya watt tinggi. Sedangkan saat ini penambangan sedang popular sehingga kartu grafis berkurang.

Konsumsi Banyak Listrik Berdampak Buruk Bagi Lingkungan

Pada saat memulai, banyak yang belum bisa membedakan antara konsumsi listrik dengan konsumsi energi. Padahal keduanya adalah dua hal yang berbeda, meskipun saling berkaitan. Listrik adalah cara yang penting untuk mengukur tingkat konsumsi energi, namun jika hanya fokus pada listrik saja, kontributor lainnya akan terabaikan.

Misalnya industri pertanian yang lebih banyak menggunakan bahan bakar fosil dari pada listrik. Hanya membandingkan penggunaan listrik bitcoin dengan konsumsi listrik industri lain seolah membandingkan apel dan jeruk, tidak akan menguntungkan apa-apa.

Bitcoin menggunakan lebih banyak listrik dibandingkan dengan industri pertambangan emas, namun industry pertambangan emas mengkonsumsi lebih dari dua kali lipat energi sehingga berpotensi menimbulkan permasalah lingkungan lainnya seperti penggundulan hutan dan polusi air.

Hampir semua konsumsi energi pada Bitcoin berasal dari listrik yang digunakan untuk menjalankan perangkat keras komputer. Sebagian kecil digunakan untuk memproduksi dan mengangkut perangkat keras komputer.

Listrik dihasilkan dari sumber yang berbeda, sehingga dampak yang ditimbulkan pada lingkungan pun akan berbeda-beda tergantung pada bagaimana listrik itu dibuat. Setiap satu kilowatt listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air akan memberikan dampak lebih kecil dari pada satu kilowatt listrik yang dihasilkan dari tenaga batu bara.

Ketika Anda mengetahui dari mana sumber listrik bitcoin tersebut berasal, sedikitnya itu akan membantu menentukan seberapa buruk konsumsi energi bitcoin akan berdampak pada lingkungan. Untuk dapat memperkirakan seberapa besar penggunaan energi, Anda bisa melacak lokasi dari penambangan bitcoin tersebut. Dengan begitu Anda dapat melihat bagaimana listrik tersebut dihasilkan.

Sayangnya saat ini komposisi energi bitcoin masih merupakan prospek baru, sehingga perkiraannya masih belum tepat. Misalnya saja mereka tidak menyebutkan semua kolam penambangan, atau campuran energi yang digunakan kadang tidak diperincikan.

Terdapat Ribuan Rig Penambangan

VGA pada rig penambangan bekerja selama 24 jam dalam sehari, yang berarti akan membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan dengan hanya menjelajah internet. Rig dengan tiga GPU dapat menggunakan daya hingga 1000 watt atau lebih pada saat beroperasi, penggunaan listrik ini setara dengan menyalakan unit AC dengan ukuran sedang.

Bisnis penambangan kripto dapat memiliki ratusan bahkan ribuan rig dalam satu lokasi saja. bahkan kabarnya, sebuah pusat di Kazakhstan dilengkapi dengan 50.000 rig penambangan. Rig ini bukan hanya membutuhkan energi yang besar, namun juga menghasilkan panas. Sehingga, agar rig tidak meleleh diperlukan pendinginan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *