Indeks
Berita  

Iran Luncurkan 200 Rudal Balistik ke Israel, Klaim Serangan Balas Dendam

Teheran – Iran meluncurkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel pada Selasa malam (2/10), sebagai bagian dari serangan besar yang diklaim sebagai aksi balas dendam atas kematian sejumlah tokoh penting yang terbunuh dalam serangan Israel. Video yang dirilis media Iran menunjukkan Panglima Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), Mayjen Hossein Salami, memberikan perintah peluncuran rudal tersebut dari sebuah ruang perang.

Serangan ini disebut sebagai upaya Iran untuk membalas kematian tiga pemimpin utama, yaitu Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas yang tewas di Teheran pada bulan Juli, Hassan Nasrallah, pemimpin Hezbollah, dan Brigjen Abbas Nilforoushan, komandan operasi Pasukan Quds IRGC, yang terbunuh dalam serangan udara Israel di Beirut pekan lalu.

Iran Gunakan Rudal Hipersonik

Menurut klaim IRGC, serangan itu mencakup penggunaan rudal hipersonik Fattah yang dikatakan mencapai Israel dalam waktu 12 menit. Mereka juga menyebut rudal-rudal ini berhasil menghantam sejumlah target, termasuk tiga pangkalan udara Israel dan markas besar agen mata-mata Mossad.

Namun, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membantah klaim ini, dengan mengatakan sebagian besar rudal telah berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Israel dan koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat. IDF mengakui hanya terjadi beberapa serangan kecil di wilayah tengah dan selatan Israel.

Teheran Luncurkan Simbol Perlawanan Baru

Tak lama setelah serangan rudal tersebut, sebuah spanduk besar dipasang di Lapangan Palestina, Teheran. Spanduk itu menampilkan rudal-rudal yang mengarah pada bangunan berbentuk Bintang Daud dengan pesan “Permulaan dari akhir Zionisme.”

Iran sebelumnya menahan diri untuk merespons serangan Israel, meskipun serangan Israel baru-baru ini terhadap Hezbollah, sekutu terdekat Iran, memicu tekanan dari dalam negeri Iran agar segera bertindak. Hezbollah, yang didukung penuh oleh Iran sejak 1980-an, telah menjadi kekuatan militer dan politik terbesar di Lebanon.

Pernyataan Tegas Iran

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Mohammad Baqeri, menyatakan bahwa waktu untuk “kesabaran dan pengekangan” telah berakhir. “Kami sengaja menargetkan lokasi militer dan intelijen di Israel, namun kami tidak akan segan-segan menargetkan sektor ekonomi jika Israel membalas serangan ini,” ujar Baqeri.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, juga menuding Israel berusaha memprovokasi Iran untuk terlibat dalam perang regional yang melibatkan Amerika Serikat. “Kami ingin perdamaian, tetapi Israel yang memulai dengan membunuh Haniyeh di Teheran,” ujar Pezeshkian dalam kunjungannya ke Qatar.

Serangan ini mencerminkan ketegangan yang meningkat di kawasan Timur Tengah, terutama antara Iran dan Israel, di mana Iran ingin menunjukkan bahwa diam terhadap serangan Israel hanya akan membuat mereka tampak lemah di mata dunia dan sekutu-sekutu regionalnya, seperti Hamas dan Hezbollah

Exit mobile version